Rochunesia - Padi merupakan salah satu dari jenis tanaman pangan yang menjadi tanaman pokok di Indonesia. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia sebagian besar mengkonsumsi nasi yang tak lain adalah beras yang telah dimasak. Beras merupakan bulir padi yang telah terlepas dari kulit padi (sekam).

Padi sebagai penghasil beras ini termasuk dalam famili rumput-rumputan (Poaceae). Semakin meningkatnya jumlah penduduk, maka permintaan akan beras juga akan meningkat. Hal ini membuat begitu penting peran budidaya padi.

Tanaman Padi
(sumber: liputan6.com)

Saat ini, budidaya padi mengalami banyak tantangan. Salah satu tantangan yang muncul adalah menurunnya produktivitas lahan yang disebabkan penerapan cara budidaya yang tidak memperhatikan keadaan faktor lingkungan dan tidak bersifat berkelanjutan. Selain itu, lahan yang sebelumnya merupakan lahan yang ditanami padi, saat ini telah berubah menjadi bangunan atau industri.
Meskipun tantangan budidaya padi tiap tahun selalu menerpa, Pemerintah pun tak hanya diam begitu saja. Untuk mengatasi permasalahan lahan, Pemerintah pun juga berupaya membuka lahan marginal seperti lahan pasir pantai, rawa, gambut dan lain sebagainya. Lahan marginal merupakan lahan yang memiliki faktor pembatas apabila digunakan untuk budidaya pertanian. Faktor pembatas ini dapat berupa pH tanah, kurang tersedianya air, air yang berlebihan, kemiringan lahan dan lain sebagainya. Faktor pembatas ini apabila dibiarkan akan menyebabkan produktivitas dari tanaman menjadi berkurang.

Sebelum terlalu jauh membahas mengenai faktor pembatas, bagi kalian yang belum mengetahui fakta terkait budidaya padi di Indonesia, maka sangat tepat sekali kalian membaca artikel ini. Kali ini saya akan membahas mengenai 3 fakta yang terjadi pada budidaya padi di Indonesia, apa saja itu?

Pertama, Luas Lahan Panen Padi

Sawah di Indonesia
(sumber: lampost.co)

Menurut data Badan Pusat Statistik ‎(BPS) mencatat bahwa luas lahan panen padi di Indonesia pada periode Januari-September 2018 sebesar 9,54 juta hektare (Ha). Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan bahwa luas lahan panen padi tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu sebesar 1,72 juta hektare, sementara luas lahan panen terendah terjadi pada bulan Januari sebesar 0,53 juta hektare.

Lanjut beliau, sebenarnya luas panen pada September 2018 sebesar 0,96 juta haktare mengalami penurunan sebesar 8,56 persen dibanding luas panen pada Agustus 2018. Hal itu beliau sampaikan saat berada di Kantor BPS Jakarta (Supriyatna, 2018).

Kedua, Varietas Padi Lahan Kering

 Padi Gogo
(sumber: bbpadi.litbang.pertanian.go.id)

Mengingat bahwa lahan pertanian subur di Indonesia berkurang setiap tahunnya, maka Pemerintah berinisiatif untuk membuka lahan pertanian baru pada lahan-lahan marginal. Salah satunya lahan kering.

Padi pada umumnya ditanam pada lahan sawah dengan keadaan berair lahannya. Namun, akibat dari inovasi dan rakitan dari Peneliti Bioteknologi Pertanian LIPI, maka padi pun dapat ditanam pada lahan kering. Padi ini dinamakan dengan padi Gogo.

Padi gogo merupakan padi yang cocok ditanam di lahan kering. Meskipun dapat ditanam di lahan kering, padi gogo tetaplah padi pada umumnya. Ia juga memerlukan air sepanjang masa pertumbuhannya, namun tidak dalam kapasitas berlebihan. Kebutuhan air bisa hanya mengandalkan curah hujan saja.

Ketiga, Sawah Surjan

 Kearifan Lokal, Sawah Surjan
(sumber: kebudayaan.kemendikbud.go.id)

Pada umumnya, padi ditanam pada hamparan sawah yang sangat luas sehingga sejauh mata memandang akan nampak daun-daun yang hijau ketika masih dalam fase vegetatif.

Di beberapa daerah khususnya suku Bugis dan Banjar dimana masyarakatnya tinggal di dekat rawa, menerapkan kearifan lokalnya dalam bertani. Kearifan lokal ini dinamakan dengan sistem sawah surjan. Penamaan surjan ini didasarkan dari para petani transmigran dari Pulau Jawa yang melihat sistem tanam tersebut kemudian menamai cara bercocok taman ini dengan sebutan Surjan, karena mirip seperti lurik pada baju Surjan yang bergaris-garis.

Sistem surjan merupakan suatu sistem penanaman yang dicirikan dengan perbedaan tinggi permukaan bidang tanam pada suatu lahan. Lahan bagian atas disebut guludan yang ditanami tanaman palawija (jagung, kedelai, kacang-kacangan, dan umbi-umbian), hortikultura, buah-buahan, dan juga tanaman perkebunan, sedangkan lahan bagian bawah (ledokan/tabukan) ditanami padi sawah.

Nah, itulah ketiga fakta dari budidaya padi di Indonesia yang harus kalian tahu, sangat informatif bukan? Terima kasih, see you!

Daftar Pustka
Supriyatna, I. 2018. BPS Sebut Luas Lahan Panen Padi di September 2018 Alami Penurunan. <https://www.suara.com/bisnis/2018/10/24/130039/bps-sebut-luas-lahan-panen-padi-di-september-2018-alami-penurunan>. Diakses pada tanggal 4 November 2019.