Rochunesia - Jagung manis (Zea mays Saccharata L.) yang lebih dikenal dengan sebutan sweet corn termasuk ke dalam komoditas hortikultura. Jagung manis mulai dikenal di Indonesia sejak awal tahun 1980. Perbedaan antara jagung biasa dan jagung manis adalah biji jagung manis memiliki rasa manis dan kandungan gizi yang lebih tinggi daripada jagung biasa. Selain itu, jagung manis memiliki umur panennya lebih singkat (genjah) yaitu 70-80 hari ketika telah masak susu dengan kadar air tinggi sehingga sangat menguntungkan bagi petani. Rasa manis dan kandungan gizi yang tinggi menyebabkan jagung manis semakin banyak digemari masayarakat sehingga menyebabkan permintaan terhadap komoditas ini cukup tinggi.

Klasifikasi dan Budidaya Jagung Manis
JASUKE (Jagung Susu Keju)
(sumber: idntimes.com)
 
Produk Olahan Jagung Manis
Jagung manis dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan berbagai macam masakan dan juga produk olahan seperti jagung bakar, jagung rebus, sup jagung manis, pudding jagung manis, perkedel dan keripik jagung. Jagung manis aman dikonsumsi bagi penderita diabetes karena mengandung kadar gula dan lemak yang rendah. Kadar gulanya sebesar 5-6% dalam bentuk fruktosa sehingga cukup aman bagi penderita diabetes (Koswara, 1986 cit. Lutfhianto et al., 2013).

Klasifikasi dan Budidaya Jagung Manis
Jagung Manis
(sumber: 8villages.com)
 
Klasifikasi Jagung Manis
Jagung manis termasuk dalam keluarga rumput–rumputan, tanaman jagung manis dalam sistematika (Taksonomi) tumbuhan dan diklasifikasikan sebagai berikut (Rukmana, 2010):
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermatophyta
Sub Divisio     : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Ordo                : Graminae
Famili              : Graminaeae
Genus              : Zea
Spesies            : Zea mays Saccharata Sturt L.

Teknik Budidaya Jagung Manis
a. Penyiapan Lahan :
Pengolahan tanah untuk penanaman jagung dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu olah tanah sempurna (OTS) dan tanpa olah tanah (TOT) bila lahan gembur. Namun bila tanah berkadar garam tinggi sebaiknya dilakukan pengolahan tanah sempurna (intensif). Pada lahan yang ditanami jagung dua kali setahun, penanaman pada musim penghujan tanah diolah sempurna dan pada musim tanam berikutnya penanaman dapat dilakukan dengan tanpa olah tanah untuk mempercepat waktu tanam. Setelah ditentukan penetapan pengolahan tanah kemudian dilakukan penataan lahan, pembuatan saluran/draenase. Selanjutnya bila pH tanah kurang dari 5, sebaiknya ditambah kapur (dosis 300 kg/ha) (Badang Litbang Pertanian, 2005).

b. Teknik Penanaman
Penanaman pada perlakuan TOT bisa dilakukan langsung dicangkul/koak tempat menugal benih sesuai dengan jarak tanam lalu beri pupuk kandang atau kompos 1-2 genggam (+ 50 g) tiap cangkulan/koakan. Penanaman pada lahan OTS cukup ditugal untuk dibuat lubang tanam benih sesuai dengan jarak tanam, selanjutnya dibcrikan pupuk kandang atau kompos 1-2 genggam (+ 50 g). Pemberian pupuk kandang ini dilakukan 3-7 hari sebelum tanam. Bisa juga pupuk kandang ini diberikan pada saat tanam sebagai penutup benih yang baru ditanam. Jarak tanam yang dianjurkan ada 2 cara adalah: (a) 70 cm x 20 cm dengan 1 benih/lubang tanam, atau (b) 75 cm x 40 cm dengan 2 benih/lubang tanam). Dengan jarak tanam seperti ini populasi mcncapai 66.000-71.000 tanaman/ha.

c. Pemupukan
Berdasarkan hasil penelitian, takaran pupuk untuk tanaman jagung manis adalah 100 kg urea/ha, 50 kg SP-36/ha, dan 200 kg ZA/ha. Waktu pemberian pupuk yaitu umur 0 hst Urea = 100 kg/ha, SP-36 = 50 kg/ha, umur 15 hst ZA = 100 kg/ha, dan umur 35 hst ZA sebanyak 100 kg (Badan Litbang Pertanian, 2005). Cara pemberian pupuk, ditugal sedalam 5 cm dengan jarak 10 cm dari batang tanaman dan ditutup dengan tanah.

e. Penyiangan
Penyiangan sebaiknya dilakukan dua minggu sekali selama masa pertumbuhan tanaman jagung, yaitu pertama pada umur 15 hst hingga pada umur 42 hst. Penyiangan dapat dilakukan bersamaan dengan pembumbunan (mencangkul tanah diantara, barisan lalu ditimbunkan kebagian barisan tanaman sehingga membentuk guludan yang memanjang).

f. Pengendalian Hama dan Penyakit
Penyakit yang banyak dijumpai pada tanaman jagung manis adalah penyakit bulai yang disebabkan oleh jamur Fusarium sp. Pengendalian penyakit bulai dengan perlakuan benih. 1 kg benih dicampur dengan metalaksis (Ridhomil atau Saromil) 2 gr yang dilarutkan dalam 7.5-10 ml air. Sementara itu untuk jamur (Fitsariunisp) dapat disemprot dengan Fungisida (Dithane M-45) dengan dosis 45 gr / tank isi 15 liter. Penyemprotan dilakukan pada bagian tanaman di bawah tongkol. Ini dilakukan sesaat setelah ada gejala infeksi jamur. Dapat juga dilakukan dengan cara membuang daun bagian bawah tongkol dengan ketentuan biji tongkol sudah terisi sempuma dan biji sudah keras.

Hama yang umum mengganggu pertanaman jagung adalah lalat bibit, penggerek batang dan tongkol. Lalat bibit umumnya mengganggu pada saat awal pertumbuhan tanaman. oleh karena itu pengendaliannya dilakukan mulai saat tanam menggunakan insektisida carbofuran utamanya

g. Panen
Pemanenan jagung dilakukan pada saat jagung telah berumur sekitar 60-70 hst tergantung dari jenis varietas yang digunakan. Jagung yang telah siap panen ditandai dengan daun jagung/klobot telahkering, berwama kekuning-kuningan, dan ada tanda hitam di bagian pangkal tempat melekatnya biji pada tongkol.

Panen yang dilakukan sebelum lewat masak fisiologis akan berpengaruh terhadap kualitas kimia biji jagung karena dapat menyebabkan kadar protein menurun, namun kadar karbohidratnya cenderung meningkat.

Daftar Pustaka
Badang Litbang Pertanian. 2005. Prospek dan arah pengembangan agribisnis jagung. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta.

Lutfhianto, A.K., R.S.S. Santosa, and T. Setyawardani. 2013. Pengaruh penambahan level ekstrak jagung manis (Zea mays saccharata) pada pembuatan susu pasteurisasi terhadap kadar beta karoten dan kesukaan. Jurnal Ilmiah Peternakan 1: 634-638.

Rukmana. 2010. Prospek Jagung Manis.Pustaka Baru Perss. Yogyakarta.