Rochunesia
- Sawi
merupakan tanaman hortikultura yang dapat memperbaiki dan memperlancar
pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya segar dan banyak
mengandung vitamin A, vitamin B dan sedikit vitamin C.
Sawi Pak Choy
(sumber: tanny.io)
(sumber: tanny.io)
Tanaman sawi hijau berakar
serabut yang tumbuh dan berkembang secara menyebar kesemua arah di sekitar
permukaan tanah, perakarannya sangat dangkal pada kedalaman sekitar 5 cm.
Tanaman sawi hijau tidak memiliki akar tunggang. Perakaran tanaman sawi hijau
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, subur, tanah
mudah menyerap air, dan kedalaman tanah cukup dalam.
Jenis-jenis Tanaman Sawi
- Sawi Hijau (Sawi bunga)
Sawi hijau (Brassica compestris sp.) - Sawi Putih (Pak choy)
Sawi putih (B. Juncea L) - Sawi Jepun (Siow pak choi)
Sawi jepun (Barssica camprestis sp) - Sawi Pahit (Bitter mustard)
Sawi pahit (Brassica juncea var rugosa)
Klasifikasi Tanaman Sawi
Berikut merupakan klasifikasi tanaman sawi dalam tata nama (sistem tumbuhan):
- Divisi : Spermatophyta
- Sub divisi : Angiosperma
- Kelas : Dicotyledoneae
- Ordo : Rhoeadales (Brassicales)
- Famili : Gruciferae (Brassicaceae)
- Genus : Brassica
- Spesies : Brassica juncea L.
Teknik Budidaya Tanaman
Sawi
Benih
Perbanyakan tanaman sawi
dilakukan dengan benih. Benih sawi diperoleh dari tanaman yang dibiarkan hingga
berkembang dan akhirnya tua, berbuah dan menghasilkan benih. Kebutuhan benih
sawi per hektar hanya 700 gram. Sebelum dikebunkan benih sawi disemaikan dahulu
pada media tanam yang sesuai. Bibit yang sudah berdaun 4 helai dapat dipindah
ke lahan (Nazaruddin, 2003).
Penanaman
Akhir musim hujan merupakan
pilihan yang tepat untuk bertanam sawi. Apabila terpaksa, dapat juga ditanam
pada musim kemarau, tetapi harus bisa memberikan air dalam jumlah yang cukup
bagi tanaman. Bibit yang sudah layak pindah bisa langsung ditanam pada media
yang diinginkan. Angkat bibit dari media persemaian dengan tidak merusak
akarnya, kemudian ditanam dengan jarak tanam 30 x 40 cm. Penanaman dilakukan
sore hari (Yulia et al., 2011).
Pemeliharaan
Tindakan pemeliharaan untuk
tanaman sawi yang rutin ialah penyiraman. Penyiraman dilakukan sejak dari
persemaian hingga di lahan. Gunakan gembor yang air siramannya halus. Saat
curah hujan sedikit, penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari. Melakukan
penyulaman pada tanaman yang mati sangat perlu dilakukan paling tidak satu
minggu setelah tanam. Selanjutnya pembersihan lahan dari rumput yang menganggu
agar tidak ada persaingan dalam perebutan unsur hara. Pembersihan dapat
dilakukan secara manual dengan mencabut rumput menggunakan tangan (Yuniarti et
al., 2000).
Pemupukan
Tanaman sawi menyukai tanah yang
gembur dan subur, maka harus ditambahkan pupuk kandang sebanyak 10-15 ton/ha. Sawi tidak hanya membutuhkan pupuk kandang, sawi juga membutuhkan pupuk tambahan terutama yang banyak
mengandung unsur nitrogen seperti pupuk urea dengan dosis 3 gram/tanaman sudah
memadai. Dosis ini setara dengan 60 kg kadar nitrogen/hektar. Pupuk KCl dan
TSP juga bisa diberikan dengan dosis cukup sepertiganya. Akan tetapi, yang
lebih penting ialah pupuk urea saja karena penting untuk pertumbuhan sayuran
daun ini (Nazaruddin, 2003).
Hama dan
Penyakit
Hama yang banyak menyerang
tanaman sawi terutama ulat yang memakan daun. Gejalanya terlihat pada
bekas-bekas gigitan berupa robekan tidak merata di daun sawi atau
lubang-lubang. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan mengambil ulat yang
terlihat pada tanaman sawi apabila penyerangan belum terlalu banyak. Sedangkan
penyakit yang umum ditemukan pada tanaman sawi adalah penyakit akar pekuk,
bercak daun, dan rebah semai. Pengendalaian dapat dilakukan dengan penyemprotan
larutan WT Bakterisida dosis 10 ml/liter air dan WT Glio dosis 10 ml/liter air
(Nazaruddin, 2003).
Panen
Tanaman sawi dapat dipanen pada
umur 30-40 hari setelah tanam dan memenuhi syarat untuk dikonsumsi. Bila pertumbuhan
tanaman kurang baik, sawi rata-rata dipanen saat umur dua bulan. Pemanenan
dilakukan dengan cara mencabut semua bagian tanaman di atas permukaan tanah
(Yuniarti et al., 2000).
Daftar
Pustaka
Nazaruddin. 2003. Budidaya dan Pengantar Panen Sayuran Dataran
Rendah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Yuniarti, Z. Arifin, E. Korlina, R.
Hardianto, P. Santoso dan Yuwoko. 2000. Analisis mutu dan ketersediaan gizi
sayuran hemat air di lahan sawah tadah hujan. Prosiding Seminar dan Ekspose
Hasil Penelitian. Pengkajian BPTP Jawa Timur. 145-156.
0 Komentar